bumi ini sangat asing bagiku.menjadi sebagian tuntutan buatku,
hati aku mulai
kering, kosong saja walau langkah ku rancak, hati jadi
kosong , ghairahku pada kehidupan terhenti. nafas ini kerapkali
berhela keras.
Pagi di sini hanya mengundang
pilu. pada lena yang terlalu ringan. Tatkala kaki berat mengatur jalan. Si Kecil bagai ingin memberontak. tapi apa daya, bicaranya hanya dengan
tangisan. Along merengek2 bila mau pulang? walau hanya sayup di hujung talian, aku dapat mengesan
rindunya dia.
Suamiku yang entah berapa kali menelefon, bagaikan
mabuk kepayang jadinya.Si Puteri demam tak kebah2, Aku jadi
berbelah. Perasaan yakin untuk melepaskan anak kecil itu pada jagaan pengasuh masih cetek. sedangkan ibu mertua yang
setia tanpa rungutan terbeban dgn karenah wira licik berdua itu. Tambahan pulak adikku yang tiba2 menjadi sakit.
HARI yang aku takuti selama ini mulai tiba, bila aku perlu mula melepaskan kebergantungan dan harapan pada mereka yang selama ini terlalu melindungi kami. benarlah , rancangan manusia di bawah rancanganNya. adikku yang masih terubang ambing dengan alahan mengandung juga bergantung harap pada mummy demi menjaga anaknya, kejam rasanya jika aku pentingkan
diri sendiri.
JAlan termudah, yang sebenarnya aku perlu lakukan sedari awal , ialah
berdiri atas kaki sendiri dan Bertawakkal kpdNya jua.
Tuhanku.... Ya Rabbi, Kau permudahkan jalan hambaMu yang mengharapkan Limpahan salamah, rahmat, kasih sayangMu demi aku melangkah lebih jauh, Kau tetapkan hatiku, kau tabahkan hatiku dengan UjianMu ini, Kau tanamkan azam dan kegigihan tatkala aku bekerja, KAu paterikan
Keikhlasan aku mencari rezeki KurniaMu ini, Ya Allah.
Amin, Ya Allah.

"